Profil PT Balai Pustaka
Balai Pustaka resmi berdiri pada 22 September 1917 sebagai kelanjutan Commisie voor Inlandsche Scool en volklechtuur yang dibentuk 14 September 1908. Puluhan buku dan majalah diterbitkan saat itu dalam bahasa Melayu dan berbagai bahasa daerah yaitu Jawa, Sunda, Madura, Batak, Aceh, Bugis, dan Makassar, dan ditulis dalam bahasa Melayu, Latin, Jawa, maupun Arab.
Para sastrawan dan tokoh pergerakan seperti Abdoel Moeis memanfaatkannya untuk membangkitkan kesadaran kebangsaan hingga lahir Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Budayawan Marah Rusli, Muhammad Yamin, Idrus, Hamka, hingga STA juga menyebarkan pikiran kebangsaan melalui lembaga ini.
Sebelum merdeka, Balai Pustaka telah membangun sekitar 2.800 Taman Bacaan Rakyat. Selanjutnya Balai Pustaka menjadi pilar sastra dan budaya bangsa yang melibatkan sosok seperti H.B. Jassin hingga Achdiat K. Mihardja, juga menjadi sarana Negara untuk menyediakan buku-buku pendidikan.
Balai Pustaka juga melakukan transformasi yang meneguhkan kembali Balai Pustaka sebagai korporasi pelestari dan pengembang budaya. Sebuah posisi yang juga berperan membangun karakter bangsa. Di sinilah kontribusi Balai Pustaka sebagai institusi "warisan budaya" bangsa dalam mengantarkan Indonesia pada masa depan yang jaya.
Website | |
---|---|
www.bumn.go.id/balaipustaka | |
Alamat Perusahaan | |
Jl. Bunga No.8-8A | |
Sektor Industri | Direktur |
Institusi·Asosiasi | - |